Kata
Pengantar
Puji syukur penulis penjatkan
kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “batik”.
Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SMPN 1 Cibinong.
Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Daftar
Isi
Pengertian batik
Batik adalah lukisan yang dibuat pada
kain dengan bahan lilin dan pewarna (naptol), menggunakan alat canting atau
kuas serta teknik tutup celup. Dalam perkembangannya, untuk mempercepat proses
membatik digunakan cap. Itulah sebabnya, karya batik dengan canting dan cap
dikenal dengan istilah batik tulis dan batik cap. Batik memiliki fungsi ganda,
yaitu kebutuhan akan pakaian, penutup tempat tidur, sarung bantal, dan
sebagainya. Secara estetis, batik lukis bisa dibingkai dan dijadikan menjadi
perhiasan ruangan.
Asal usul batik
Batik
berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik
merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang
diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau
dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Batik
secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII
yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Pada saat itu motif atau pola batik
masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun seiring
perkembangannya, motif atau pola batik mengalami perkembangan, yaitu dari
corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak
yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya
melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni
batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Batik
adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa
lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian,
sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan
sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki
ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak
"Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik
adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi
membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang
kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa
motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini,
beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta
dan Surakarta
Semula
batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang
merupakan hasil tenunan sendiri dan dinamakan kain mori. Sedangkan untuk
bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia
yang dibuat sendiri, diantaranya dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan
bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Namun seiring dengan perkembangan zaman,batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.
Motif
batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan
canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga
cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin
kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari
warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna
lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah
dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Batik
memberi banyak gambaran-gambaran yang memberi simbol-simbol terkait aspek
filosofis yang terkait dengan berbagai aspek cara hidup (way of life). Motif
batik “sawat”, misalnya yang digambarkan sebagai sayap disebutkan memberi
simbolisasi akan “keteguhan dan ketabahan hati”, motif batik “semen” yang
memberi gambaran akar-akaran tetumbuhan yang diyakini menggambarkan kesuburan,
kemakmuran, dan kehidupan alam semesta.
Khazanah batik tradisional Jawa bahkan mengenal jenis
motif “larangan”, yakni desain motif batik yang hanya boleh dikenakan bagi
kalangan dalam keraton. Motif “parang rusak” merupakan contoh klasik di antara
motif larangan yang tidak dianjurkan untuk dikenakan sembarangan karena
menggambarkan identitas diri yang mengenakannya sebagai anggota keluarga
keraton. Ornamentasi batik Jawa memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan
keraton.
Bahan bahan dan alat membatik
1) Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk
menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari
kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan
mudah dipindah-pindah.
2) Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu,
atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul adalah untuk
menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin
atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.
3) Wajan
Wajan adalah perkakas utuk
mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya
bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan
alat lain.
4) Kompor
Kompor adalah alat untuk
membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak.
Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan
pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk membatik.
5) Taplak
Taplak adalah kain untuk
menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting
ditiup atau waktu membatik.
6) Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk
menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak disaring,
kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam
disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada
ujung canting sewaktu digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk
saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin banyak
tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat
digunakan untuk membatik.
7) Canting
Canting adalah alat yang
dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu
sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan
cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
8 ) Mori
Mori adalah bahan baku batik
yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat
menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan
disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari
panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara tradisional.
Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya
berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut sekacu
adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh
karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang
sekacu dari mori jenis lain.
Namun di masa kini, ukuran
tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran meter persegi
untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku secara
nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara ini
dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di
dalam sistem perdagangan.
9) Malam (Lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang
dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada
akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari
membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik
berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap
kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.
10) Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) adalah
tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau
besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
11) Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna
yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami
ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna
yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu
yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai
sesuatu yang alami.
Itulah jenis perlengkapan
membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang cukup lama,
terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit.
Langkah langkah membatik
1)
Tahap pembuatan gambar motif
Bahan
dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola gambar
atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar motif
pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang
telah disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.
Untuk
menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas meja kaca.
Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain harus dicuci
terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses pencelupan
nanti warna mudah menyerap.
2)
Tahap pemberian malam
Dalam
tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
·
Kain,
jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang bahan bakunya
terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu, poplin, birkolin,
santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
·
Malam,
malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya kuning dan lebih
liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang kuning dan lebih liat),
malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang liat), dan malam putih / paraffin
(sifatnya rapuh, dan mudah retak).
·
Canting,
canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek (lubangnya
kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok (lubangnya
besar).
·
Peralatan
penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah kompor kecil,
kenceng, panci, dan lainnya.
Sebelum
proses pemberian malam dimulai, malam harus dipanaskan terlebih dahulu pada
kenceng di atas kompor hingga mencair. Proses pemberian malam dilakukan dengan
cara menuliskan cairan malam ke atas permukaan kain dengan menggunakan alat
canting. Cara menuliskannya mengikuti gambar motif yang telah dibuat, dilakukan
dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Untuk pemberian malam pada gambar
motif berupa bidang yang luas digunakan kuas.
3)
Tahap pemberian warna
Bahan
dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah pewarna batik yang terdiri
dari :
·
Naptol berfungsi sebagai warna dasar yang
nantinya dibangkitkan oleh garam warna (garam diazo). Naptol terdiri atas
naptol AS, naptol ASLB, naptol ASGR, naptol ASG, naptol ASD, naptol ASBO, dan
naptol ASOL.
Warna
lain yang bersifat alami adalah daun soga. Naptol AS berfungsi untuk membuat
warna merah, biru, violet, orange, dan hitam, naptol ASLB untuk membuat warna
cokelat, naptol ASGR untuk membuat warna hijau dan naptol ASG untuk membuat
warna kuning.
·
Garam
warna (garam diazo), berfungsi
untuk membangkitkan warna. Garam terdiri atas garam biru B, garam biru BB,
garam violet B, hitam B, merah bordo GP, garam orange GC, dan garam biru hijau
B.
·
Rapidogin, berfungsi untuk memberi variasi warna.
Rapid terdiri atas rapid merah RH, rapid orange RH, rapid biru BN, rapid
cokelat BN, rapid kuning GCH, dan rapid hitam G.
·
Bahan
Pelengkap, untuk membuat larutan
pewarna batik tulis bahan pelengkap yang diperlukan terdiri atas TRO (Turkish
Red Oil) dan soda api (Loog 380 BE). TRO cairan berbentuk minyak sedang
soda api (Loog 380 BE), disebut juga costik soda berbentuk seperti kristal.
Adapun
tahapan dalam pemberian warna pada batik tulis adalah :
a.
Pemberian warna rapid
Pemberian
warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke bagian-bagian
gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai variasi agar batik lebih
menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk rapid dengan minyak TRO
hingga kental, kemudian diberi air dingin dan diaduk kembali hingga merata.
Perbandingannya adalah 1 sendok makan rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas
besar air dingin.
b.
Proses pencelupan
Proses
pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah. Pertama pencelupan
pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada larutan garam warna (bak
II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bak III). Untuk menghasilkan
warna yang memuaskan, proses pencelupan dilakukan berulang-ulang.
c.
Tahap melunturkan malam
Untuk
melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah selesai pada
proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain ke dalam bak yang
berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda ASH) dan soda api (costik
soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke dalam bak, diangkat-angkat
dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan selanjutnya dibilas dengan
air bersih, diperas, dan dianginanginkan.
Macam macam batik di Indonesia dan penjelasannya
1.
Batik Cuwiri
Batik Cuwiri merupakan motif batik yang menggunakan zat pewarna
soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga
digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan menggunakan
unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan
untuk pemakainya pantas dan dihormati.
Motif Batik Cuwiri
2. Batik Kraton
Batik Kraton merupakana cikal bakal dari semua jenis
batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup.
Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli
yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk
digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang
Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
Motif
Batik Kraton
3. Batik Sekar Jagad
Motif Sekar Jagad adalah salah satu motif batik khas Indonesia. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.
Motif batik sekar jagad
4.
Batik Pringgondani
Pringgondani sendiri merupakan nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.
Motif
Batik Pringgondani
5. Batik Kawung
Yang menjadi ciri khas dari motif Kawung adalah berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu.
Motif
Batik Kawung
6. Batik Sida Luhur
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Motif
Batik Sida Luhur
7. Batik Sida Asih
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
Motif
Batik Sido Asih
8.
Batik Semen Rama
dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka.
Motif Batik Semen
Rama
9.
Batik Sida Mukti
Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat
pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan.
Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida
(dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata
“sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif
berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai.
Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.
Motif Batik Sido
Mukti
10. Batik
Tambal
Tambal memiliki arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki
hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri
menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik
bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya
adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal.
Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu “yang
kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.
Motif Batik
Tambal
11.
Batik Petani
merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
Motif Batik Petani
12.
Batik Sudagaran
Merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
Motif
Batik Saudagaran
13. batik
Truntum
Kain ini dipakai oleh orang tua pengantin dalam upacara pernikahan. Truntum berarti menuntun, diharapkan sipemakai/orang tua mempelai mampu memberikan petunjuk dan contoh kepada putra-putrinya untuk memasuki kehidupan baru berumah tangga yang penuh liku-liku.Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Truntum
Motif
Batik Truntum
14. batik
Ciptoning
Diharapkan pemakainya menjadi orang yang bijak, mampu memberikan
petunjuk tentang keluhuran budi dari jalan yang benar sesuai dengan Yang Maha
Kuasa
Motif
Batik Ciptoning
15. batik
Sido Mulyo
Bermakna dharma, kemakmuran dan melindungi buminya. Begini
bentuk Modern Batik dengan Motif Sido Mulyo.
Motif
Batik Sido Mulyo
16. batik
Sido Mulyo Semen
Sido berarti terus-menerus, sedangkan mulyo berarti kecukupan
dan kemakmuran. Diharapkan yang memakai batik ini diberikan kecukupan dan
kemakmuran
Motif
Batik Sido Mulyo Semen
17. batik
Wahyu Temurun
Diharapkan pemakainya selalu mendapatkan petunjuk dalam
menghadapi kehidupan oleh Yang Maha Kuasa.
Motif
Batik Wahyu Temurun
18. Udan Liris
Udan liris berarti hujan gerimis, merupakan simbol kesuburan. Begini bentuk Modern Batik dengan Motif Udan Liris.
Motif
Batik Udan Liris
19. Nitik
Motif
Batik Nitik
20. Parang
Parang berarti senjata, menggambarkan kekuasaan. Bahkan Jessica Alba memakai batik dengan Motif Parang .
Motif
Batik Parang
21. Batik Gringsing
Kata Gringsing adri motif ini berasal dari kat Gring yang
artinya sakit dan sing yang artinya tidak. Oleh karena itu, arti dari motif ini
adalah menolah segala penyakit.
Motif
Batik Gringsing
22. Grompol
Grompol dalam bahasa Jawa berarti berkumpul atau bersatu. Melambangkan harapan orang tua agar semua hal yang baik akan berkumpul, yaitu rejeki, kebahagiaan, kerukunan hidup, ketentraman untuk kedua keluarga pengantin. Selain itu, juga bermakna harapan supaya pasangan keluarga baru itu dapat berkumpul atau mengingat keluarga besarnya ke mana pun mereka pergi. Harapan yang lain agar semua sanak saudara dan para tamu akan berkumpul sehingga pesta pernikahan berjalan meriah.
Motif
Batik Grompol
23. Abimanyu
Abimanyu merupakan putra Arjuna (Pandawa). Ia akan mempunyai
keturunan (Parikesit) yg akan menurunkan ksatria yg menjadi raja-raja Jawa.
Motif ini menyiratkan harapan agar pemakainya dapat memiliki sifat sifat
ksatria seperti sang Abimanyu.
Motif
Batik Abimanyu
24. batik megamendung
Batik megamendung adalah
motif kain batik yang berasal dari daerah Cirebon. Bentuk motif batik khas kota
udang ini menyerupai bentuk awan-awan. Motif batik mega mendung terlah menjadi
sebuah ikon karya seni kota Cirebon. Motif batik megamendung mempunyai ciri
khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh motif batik di daerah penghasil batik
lainnya
Kata penutup
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
note: saya tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan pada artikel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar